![]() |
Direktur BFLF Indonesia, Michael Oktafiano bersama Meidana Tiara Hasibuan, di Kantor BFLF pusat. Foto: Desi Badrina |
Dua tahun berlalu sejak 2018, ketika Meidana dimasukkan kedalam Grup Relawan
BFLF Aceh Tamiang, dan akhirnya dapat bertemu Direktur BFLF Michael Oktaviano, di
Rumah Singgah BFLF, Banda Aceh, Minggu (5/7).
Meidana ditemani anak perempuannya, berangkat
ke Banda Aceh, khusus menemui Michael untuk mengenal BFLF secara menyeluruh. Sebab,
selama ini ia merasa informasi yang dia dapatkan tentang kerja kerelawanan BFLF,
baru kulit luarnya saja.
Menurutnya, jalan satu-satunya adalah silaturrahmi langsung ke Kantor BFLF
pusat di Banda Aceh. Meski Meidana hanya
berkomunikasi via grup WhatsApp atau telepon dengan Direktur BFLF, dia merasa
visi dan misi BFLF mirip panggilan jiwannya, selama di Aceh Tamiang.
Hampir 10 tahun, Meidana dan beberapa relawan yang tergabung dalam Kumunitas
Mari Berbagi Tamiang atau KOMBET, berjalan ke pelosok desa di Kabupaten Aceh Tamiang
untuk berbagi sembako pada orang yang kurang mampu.
Sebenanya, ini kali kedua Meidana berjumpa dengan Michael. Pertama kali
bertemu, yaitu saat Michael sedang melakukan kunjungan dari tempat kerjanya
untuk membagikan bantuan Covid-19 kepada warga di Aceh Tamiang pada pertengahan
April 2020. Hanya pada pertemuan pertama, mereka tak sempat bercerita panjang
tentang apa itu BFLF, dikarenakan waktu yang terlalu singkat.
Perjuangan Meidana ke Banda Aceh cukup menarik. Ini adalah
perjalanan pertamanya dari Aceh Tamiang ke Banda Aceh, hanya berdua dengan putrinya,
dan naik angkutan umum. Mereka bahkan tak tahu bagaimana cara untuk menyampaikan
bila mereka butuh ke kamar kecil saat mobil sedang melaju.
“Anak saya ingin buang air. Karena saya tak tahu ternyata
angkutan umum itu boleh berhenti ketika penumpang butuh kamar mandi. Jadi, saya
bilang ke anak saya, sabar ya nak,” kenang Meidana sambil tertawa.
![]() |
Meidana Tiara Hasibuan dan putrinya, menikmati suasana di depan kantor BFLF Indonesia. Foto: Desi Badrina |
Mereka berangkat siang Sabtu (4/7) dan tiba Minggu (5/7) dini hari. Mereka
memilih menginap di hotel dekat dengan Rumah Singgah BFLF di jalan Gabus, nomor
52, Lamprit, Banda Aceh. Sebelumnya Meidana telah berkabar pada Michael, bahwa
dia ingin datang ke BFLF untuk bisa mengenal kegiatan apa saja yang BFLF
lakukan.
Minggu, pukul 12.47 WIB, dia terhenyak saat menginjakkan kaki di Rumah Singgah
BFLF. Dia tidak tahu kalau Rumah Singgah penuh dengan pasien dan keluarga
pasien.
“Ramai ya pak. Saya nggak tahu, BFLF sebesar ini,” ungkap
Meidana pada Michael yang hanya tersenyum mendengar komentarnya.
Setelah itu, oleh Michael, Meidana dibawa touring berkeliling
Rumah Singgah. Meidana juga terkejut, saat tahu kalau ada seorang pasien yang
melahirkan caesar, asal Tamiang, sedang berada di Rumah Singgah.
Selaku perempuan, Meidana makin bersemangat saat mengetahui ada
relawan perempuan lainnya di BFLF. Berjumpa dengan Masyitah, Sekretaris Umum
BFLF, membuat Meidana makin yakin, bahwa dia akan punya energi lebih,
menggerakkan BFLF di Aceh Tamiang.
“Saya bahagia bertemu dengan relawan perempuan di BFLF pada akhirnya,”
kata Meidana antusias.
Saat ditanya apa yang membuat hatinya tergerak bergabung dengan
BFLF dan mau berbagi, Meidana menjawab, “Karena saya tahu bagaimana rasanya jadi orang yang tidak punya,” tutup Meidana. [] Desi Badrina