“Disabilitas telah
mengubah kehidupannya namun tidak dengan semangatnya, Burhanuddin kini bekerja
sebagai petani, hingga akhirnya harapan itu datang. Kabar adanya kaki palsu ia
terima dari pihak BFLF. Kaki palsu tentu tidak membuatnya bisa bekerja berat
seperti dulu namun setidaknya ia bisa berjalan tanpa menggunakan tongkat”
Burhanuddin (39) pria penyandang disabilitas asal Aceh
Utara, duduk di teras kantor Blood For Life Foundation (BFLF) pusat. Dirinya
sedang menunggu pengurus untuk memberikan kaki palsu dari program Kick Andy
Foundation. Disampingnya terdapat dua tongkat yang selama tiga tahun ini
membantunya berjalan untuk kegiatan sehari-hari.
Raut wajahnya begitu bahagia saat kaki pengganti itu
diberikan padanya, ia melihat sejenak kemudian mencoba memakai.
Mulanya ia memakaikan kaos putih kemudian memasukkan kakinya
yang telah diamputasi kedalam kaki palsu yang telah jadi sesuai dengan
ukurannya. Senyumnya melebar bersama secercah harapan menuju kesempurnaan.
Meski bukan buatan Tuhan, tubuhnya bergetar saat
membangunkan badan meraih tongkat dan berjalan pelan mencoba kaki palsu yang
kini begitu dekat dengan tubuhnya.
Ia berjalan perlahan dari teras hingga ke halaman rumah
singgah BFLF kemudian masuk kedalam kantor, senyumnya kembali melebar memandang
kaki palsu itu ia kemudian duduk untuk istirahat.
“Terimakasih telah memberikan saya kaki pengganti untuk
kegiatan sehari-hari, terimakasih sekali lagi semoga kedepan saya bisa
beraktifitas kembali dan membantu keluarga seperti yang saya lakukan dimasa
lalu,” ia berujar.
Kisah pilu itu dimulai pada tahun 2019 saat ayah dari 3 anak
ini sedang membawa mobil pengangkut sawit ia mengalami kecelakaan tunggal.
“Perih sekali, yang terbesit dalam hati saya, ujian didunia
saja sepedis ini apalagi siksaan di akhirat saat Allah membalas atas dosa-dosa
yang kita lakukan selama di dunia, setelahnya saya mencoba ikhlas untuk
menerima,” ia berkisah mengingat memori yang telah berlalu.
Keluarga tentu histeris saat mendengar kabar kecelakaan yang
menimpa Burhanuddin, ia dilarikan kerumah sakit untuk mendapatkan penanganan,
Dokter menyarankan untuk amputasi sebelum luka membusuk dan menyebar namun
keluarga menolak sebab belum siap menerima keadaan.
“Saya menyerahkan segalanya pada Allah, saya percaya dokter
akan melakukan yang terbaik. Namun saat itu keluarga tidak ingin kaki saya
diamputasi kemudian kami pulang dari rumah sakit. Beberapa hari berlalu kaki
ini membusuk saat dibawa ke ahli penyakit dalam. Kaki ini langsung digunting,
tidak terasa sakit sedikitpun, sang ahli pijat menggunting lebih banyak hingga
akhirnya kaki ini benar-benar diamputasi,” terusnya.
Ia begitu tegar dalam mengenang kembali kisahnya, menghadapi
kenyataan sudah tidak sesempurna dulu, pada sang istri ia mengikhlaskan kalau
tidak sanggup bertahan. Namun dengan besar hati istri tetap ingin bersamanya.
“Saya bilang sama istri saya sudah begini, adik kalau mau
mencari yang lebih baik silahkan saya tidak ingin membebani. Namun dia memilih
tetap setia bersama saya,” ucapnya sembari tersenyum.
Secercah harapan itu
datang
Luka mengering, sejak kejadian musibah yang menimpanya
Burhanuddin beraktifitas dengan menggunakan tongkat, selain merelakan kakinya
ia harus merelakan pekerjaan yang selama ini membantu perekonomian keluarga,
padahal sebagai kepala keluarga ada istri dan buah hati yang menanti nafkah
halal darinya.
Disabilitas telah mengubah kehidupannya namun tidak dengan
semangatnya, Burhanuddin kini bekerja sebagai petani.
“Setelah amputasi kegiatan banyak saya habiskan di depan gawai
menunggu kaki kering dari luka, saya mencari-cari di internet harga kaki palsu
ternyata banyak sekali dengan berbagai macam harga, hingga akhirnya ada yang
cocok namun untuk pengukuran saya harus ke jawa dan itu memakan biaya,” kata
dia.
Hingga akhirnya harapan itu datang. Kabar adanya kaki palsu
ia terima dari pihak BFLF. Kaki palsu tentu tidak membuatnya bisa bekerja berat
seperti dulu namun setidaknya ia bisa berjalan tanpa menggunakan tongkat.
“Niat untuk memesan kaki palsu saya tunda, tapi saya dapat
info dari pihak penyelenggara kaki palsu. Akhirnya urus administrasi dan saya
mendapat kaki palsu ini,” kata dia.
Kick Andy Foundation bekerjasama dengan BFLF Indonesia
menyerahkan bantuan kaki palsu kepada 57 disabilitas seluruh Aceh dengan dua
gelombang. Kegiatan Ini bekerjasama pula dengan angkasa pura II. Pengukuran
kaki palsu itu berlangsung di rumah singgah BFLF pusat.
Petugas memanggil para penerima untuk diukur kaki satu
persatu menggunakan poligit yang akan membantu petugas untuk membentuk ukuran
kaki masing-masing. Lembaga memberikan kaki palsu dengan harapan bermanfaat
nantinya untuk disabilitas beraktifitas.