"Ada kawan saya yang bersemangat nyari bantuan untuk membantu pembangunan rumah duafa, sedangkan dia sendiri gak punya rumah. Kita buat rumah untuk orang lain sedangkan kita sendiri gak punya rumah, itulah bentuk ikhlas yang sesungguhnya menurut saya"
Mutia Sari mengendarai mobil pribadinya dengan begitu
kencang mengejar waktu antara Lhokseumawe menuju Banda Aceh. Di Sisinya
terdapat dua hingga tiga orang relawan dan seorang anak yang ingin dititipkan
di UPTD RSAN Dinas Sosial.
Seusai kegiatan sosialnya, wanita ini langsung ke daerah
asal untuk Kembali bekerja di kantor pemerintahan.
Sudah banyak yang dilakukan Mutia, mulai dari santunan
kepada para yatim, dukungan kepada janda dan dhuafa hingga kepedulian terhadap
anak sekolah kurang mampu.
Dia pula yang senantiasa membantu Masyarakat kurang mampu
penderita sakit yang sedang menjalani pengobatan.
Mutia tidak pernah menyangka langkahnya sudah sejauh ini,
bermula dari kejadian terdampar nya kapal rohingya di Lhokseumawe 8 tahun yang
lalu, dia didatangi Bupati Abdya saat itu untuk meminta bantuan membeli pakaian
dalam wanita rohingya.
Dari sanalah bekas Bupati Abdya tersebut berpesan untuk
mampir di rumah singgah BFLF ketika ada keperluan ke Banda Aceh.
Tak lama dari sana Tia membawa salah satu pasien lupus asal
Kuta Meuligoe, dalam perjalanan mereka sempat dirazia sekitar jam 12 malam di
sare, polisi memeriksa hingga ke ban kursi roda karena curiga akan perjalanan
mereka malam itu.
Sesampainya di banda mereka istirahat di rumah singgah BFLF
dan bertemu dengan Ketua BFLF.
Sejak saat itu Michael meminta Tia untuk memegang kendali
cabang BFLF Lhokseumawe, tanpa SK resmi aksi tia terus dilakukan untuk hal
kemanusiaan.
SK baru dikeluarkan oleh BFLF pada saat kegiatan donor darah pada 22 juni 2022 di Lhokseumawe.
"Saya gak pernah potong uang mereka untuk bensin saya, jadi bensin saya itulah sedekah saya,” ujar Tia.
Dari dulu Tia membantu orang melalui galang dana di Facebook
tanpa lembaga apapun, namun sekarang kak Tia di percaya di 6 lembaga
kemanusiaan yang insha Allah sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Selama berkontribusi di BFLF Tia tidak pernah merasa ada
tantangan yang berat, karena setiap adanya tantangan kak Tia selalu menikmati
dan menganggap itu adalah hal yang tak akan didapatkan di tempat lain.
Sebagai seorang PNS yang cukup sibuk dengan kegiatan sosial nya kak Tia tetap menyempatkan untuk mengabdikan diri terhadap suami dan anak di setiap waktu luangnya, baik itu dengan memasak makanan favorit mereka juga mengajak anak untuk bercerita setiap harinya.
Dan syukurnya kegiatan kak Tia ini begitu didukung oleh suaminya.
Tia merasakan kenikmatan tersendiri dari berkegiatan sosial ini, ia mengaku sebelum terjun ke dunia sekarang ini pernah mengalami lumpuh selama kurang lebih satu tahun.
"Saya juga aslinya sakit, saya pernah lumpuh selama
setahun. Tapi Alhamdulillah sejak berkontribusi di dunia sosial ini pikiran
saya gak capek lagi, saya merasa lebih kuat, dan lebih sehat"
Tia juga menemukan makna ikhlas tersendiri melalui orang-orang yang ikut membantu bersama beliau yang ikhlas membantu orang lain dalam keadaan dirinya sendiri berkekurangan.
"Ada kawan saya yang bersemangat nyari bantuan untuk membantu pembangunan rumah duafa, sedangkan dia sendiri gak punya rumah. Kita buat rumah untuk orang lain sedangkan kita sendiri gak punya rumah, itulah bentuk ikhlas yang sesungguhnya menurut saya"
Tia berharap kedepannya banyak orang-orang yang aktif ikut membantu, banyak orang yang terbuka hatinya untuk selalu membantu sesama. Karena dengan banyaknya yang ikut membantu bisa lebih memudahkan suatu pekerjaan, dan pekerjaan yang lain pun bisa cepat terselesaikan.
"Harapannya suatu saat nanti kami punya rumah singgah
sendiri khusus Lhokseumawe, Aceh Utara"
Selayaknya seorang pahlawan pejuang dari Aceh Bernama Cut Nyak Meutia, Mutia Sari bagai melanjutkan cita-cita mulia dalam memperjuangkan hak-hak manusia lainnya di Aceh saat ini. [Fida Rismanita].
Edt: Hls