Dapurku, Kini Bernuansa Baru

Wednesday 7 July 2021 | 4:05 pm WIB Last Updated 2021-07-07T09:05:17Z

 


Salam Sejahtera Sahabat BFLF


Senang banget bisa berbagi kisah kepada kalian lagiπŸ™‚. Kangen engga? Kangenlah, masak engga... 

Ohya, perkara kangen, seperti kata Dilan biar aku saja yang menanggung, karena sungguh berat. Kalian penasaran tentang apa yang terjadi di rumah singgah hari ini kan? Baiklah, mari kita cerita tentang hari ini πŸ˜‚.


Seperti yang kita ketahui, rumah adalah suatu bangunan yang memiliki fungsi sebagai tempat tinggal dan berkumpul keluarga. Rumah bisa menjadi sumber kedamaian, inspirasi, dan energi bagi anggota keluarga. Inilah yang kami rasakan saat berada di rumah singgah BFLF Pusat. 

Kami dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan kerapian di setiap ruangan. Mulai dari ruang tidur, ruang tamu, kamar mandi, bahkan yang paling penting dapur. 

Ada apa dengan dapur?

Jangan lupa ya teman, salah satu penilaian seseorang dianggap bersih, apabila dapurnya bersih dan sehat. Wah... Tentu menjadi acuan bagi penghuni rumah singgah untuk memperbaiki suasana dapur agar lebih nyaman dan sehat.


Saat itu, Pak Michael menggenggam 3 gulung wallpaper ditangannya. Beliau menuju dapur, menghampiri kami yang sedang menikmati makanan sambil ngobrol ringan. Kami tidak merasa kaget, karena bapak tiap harinya memang menyempatkan waktu untuk mengunjungi rumah singgah. Namun rasa segan kami terhadap beliau tidak dapat ditepis, walau acapkali beliau mengajak kami bercanda.


Beliau membuka salah satu gulungan wallpaper dan meminta ku untuk membantu memasangkan ke dinding. Kata minta tolong dan terjun langsung kelapangan terus saja melekat pada dirinya, hingga rasa kagum ku semakin bertambah. 


“karena dapur ini tempat terfavorit untuk makan dan berbagi cerita, maka kita harus menciptakan suasana nyaman sehingga hati bersuka ria,” ucapnya. Mendengar kalimat ini, membuat kami bersemangat untuk membersihkan dapur dan mendekorasi setiap sudut yang ada.

Alhasil, Alhmdulillah suasana dapur tersulap dengan wallpaper warna kuning dengan pola timbul yang membuat mata tenang memandang.

"Rupanya tidak sia-sia memanjat hingga malam tiba, namun hasil membuat mata terpana," celoteh salah sat penghuni rumah singgah. Tawapun pecah dari mulut penghuni lainnya membuat suasana dapur makin menggelora.


Ohya... Bukan hanya dapur yang bersih namun makanan harus sehat. Terutama makanan pokok yang dikonsumsi setiap harinya. Semisal, nasi. Bagaimana pengolahan nasi dirumah singgah?

Kami memilih untuk tidak memasak nasi dengan Rice Cooker. Selama 3 tahun kami telah memasak nasi menggunakan dandang atau kukusan, tentunya atas perintah Pak Michael.


Dalam penelitian Melansir Independent, Andy Meharg, profesor biologi di Queens University Belfast mengungkapkan bahwa, "Langsung memasak nasi dari beras yang hanya dicuci sekali dapat menghasilkan arsenik".


Arsenik tersebut berasal dari limbah industri atau pestisida yang digunakan oleh produsen atau pun petani untuk mengusir hama padi.


Penggunaan rice cooker elektrik yang praktis digunakan sehari-hari membuat teknik menanak nasi tradisional di Indonesia tergusur. Padahal metode tradisional menanak nasi menggunakan dandang atau kukusan dapat menghasilkan nasi yang terjaga kandungan nutrisinya dan mengurangi kadar arsenik anorganik sehingga menghasilkan nasi yang lebih sehat, dan lebih aman untuk anak-anak dan balita yang rentan dengan paparan arsenik.


Dengan cara demikian, Alhamdulillah hidup kami terasa lebih segar dan sehat. Kemungkinan masyarakat dulu hidupnya lebih sehat, karena mereka selalu memasak nasi dengan cara menanak menggunakan dandang yang saat ini mulai jarang kita temukan.

Semoga kita kembali Ke pola hidup sehat karena kesehatan itu mahal harganya. [Imel, merupakan pasien rumah singgah asal Aceh Selatan]

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Dapurku, Kini Bernuansa Baru

Trending Now